Kata technophobia berasal dari kata Yunani techne , seni atau kerajinan, dan fobia , ketakutan. Sebagaimana dicatat Hal Hellman, kata ini dapat diartikan sebagai “takut akan teknologi, takut akan sains, takut akan perubahan secara umum“ (Hellman 1976, hal. XI).
Technophobia digambarkan sebagai kecemasan atau ketakutan abnormal yang berhubungan dengan efek teknologi. Namun, itu tidak dikenali sebagai gangguan yang berbeda oleh Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Meskipun prevalensi pastinya tidak diketahui, diperkirakan sepertiga dari populasi diperkirakan dipengaruhi oleh beberapa derajat technophobia.
Technophobia mungkin tampak seperti fenomena baru, produk era informasi yang dimulai pada 1960-an dan terus meningkat dengan kecepatan kilat hari ini. Namun sebenarnya laporan tentang technophobia setidaknya sudah ada sejak Revolusi Industri.
Salah satu contoh Technopobia yang cukup ekstrem pernah terjadi pada 2 dekade yang lalu. Siapa yang bisa melupakan ketakutan Y2K? Seperti rumor yang beredar, bank, badan pemerintah, dan masyarakat seperti yang kita tahu akan tutup saat kita melewati milenium baru. Mengapa? Karena perancang komputer lupa memprogram sistem untuk menangani tanggal empat digit. Teorinya adalah bahwa dua digit 00 tahun akan menyebabkan jaringan rusak.
Tentu saja, 1 Januari 2000, datang dan pergi tanpa insiden. Sebagian besar sistem utama sudah mampu menangani tanggal empat digit, dan sistem yang tidak sebagian besar telah diprogram ulang jauh sebelum tanggal kritis. Bahkan komputer rumah yang tidak diprogram ulang berhasil melewati dengan mudah. Y2K, bersama dengan siaran radio asli War of the Worlds dan film TV 1994 Tanpa Peringatan , berdiri sebagai beberapa contoh technopobia yang menyebabkan histeria massal terbaik yang pernah ada.
Baru-baru ini juga bahkan terjadi terjadi pembakaran menara jaringan 5G di Inggris, diakibatkan adanya ketakutan dari masyarakat bahwa jaringan 5G turut andil dalam penyebaran virus Covid-19. Tentunya hal tersebut juga telah dibantah.
Skenario Kiamat
Salah satu situasi yang lebih mengkhawatirkan terkait dengan ketakutan akan teknologi adalah skenario hari kiamat yang secara sering divisualisasikan dalam film-film fiksi. Dari robot makhluk yang bertekad untuk menghancurkan hingga rudal yang meluncurkan diri mereka sendiri dan memulai Perang Dunia III. Hal-hal seperti ini yang kadang membuat orang terjebak dalam Technopobia buta.
Bagaimana Kita Harus Bersikap?
Tentunya kita harus bisa bijak dalam bersikap. Kita mesti bisa melihat data dengan objektif dan informasi yang diberikan para pakar, tidak sekedar mempercayai orang/influencer yang tidak memiliki latar belakang keilmuan yang sesuai. Dengan begitu kita bisa menghindari ketakutan yang berlebih dan tidak rasional terhadap teknologi.